Jangan Insecure Lebih Baik Bersyukur

Sering sekali kita sebagai seorang manusia selalu berpikir tidak bisa lebih baik dari orang lain. Baik dari segi fisik hingga dari segi pencapaian. Melihat orang-orang yang lebih cantik, lebih ganteng, lebih sukses, lebih mapan membuat kita jadi minder.

Rasa insecure pun menyerang dan berkata pada diri sendiri kenapa kita tidak bisa lebih baik dari orang lain? Rasa insecure memang manusiawi, bisa menyerang siapa saja. Namun, perlu diingat sampai kapan kita terus-terusan overthinking? Sampai kapan hidup terus dibayangi oleh ketakutan?

Insecure merupakan perasaan tidak aman, tidak yakin dan tidak percaya pada diri sendiri dan tidak bersyukur dengan apa yang kita punya. Insecure menyerang ketika membandingkan diri sendiri dengan orang lain.  Selalu menitikberatkan pada kelebihan yang orang lain punya. Padahal perlu diingat setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Insecurity makin menjadi-jadi di era digital seperti sekarang. Banyak sekali dijumpai di media sosial banyak sekali yang mencurahkan keresahannya. “Insecure ngelihat teman yang lebih cantik. Kulitnya juga mulus.” “Insecure melihat teman yang sudah mapan, sedangkan aku masih gini-gini aja.”

Begitu salah satu contoh yang sering kita lihat di media sosial. Merasa selalu kalah dengan fisik dan pencapaian orang lain. Padahal perlu diingat bahwa tingkat kecantikan seseorang itu tidak diukur dari fisik semata apalagi warna kulit.

Kita perlu ingat menjadi cantik bukanlah satu tujuan dari kesempurnaan seorang perempuan. Definisi cantik seharusnya bisa diubah dalam pola pikirmu. Apabila kamu bisa menjalankan hidupmu dengan penuh rasa syukur, bisa terbiasa selalu tersenyum maka mungkin kamu bisa mengurangi rasa insecure. Cukup tekankan di dalam hati atau berbicaralah depan cermin “I Love Myself.”

Kita harus belajar mencintai diri sendiri sebelum dapat mencintai orang lain. Karena hanya ketika kita mencintai diri kita sendiri kita bisa merasa layak untuk mencintai orang lain.

Rasa insecure juga datang ketika kita melihat karir orang lain. Ada yang lebih sukses dan ada yang lebih mapan. Padahal perlu diingat selama kita sebagai manusia masih terus berusaha dan kerja keras maka yakinlah cahaya terang akan datang. Percaya itu. Mungkin memang bukan sekarang, bukan besok atau bulan depan. Ingat, semua pencapaian butuh proses.

Untuk mengikis rasa insecure terkait hal ini coba ubah pola pikirmu. Jangan melulu melihat ke atas tapi lihat ke bawah. Masih banyak orang di sekitarmu yang hidupnya tidak seberuntung kamu. Kamu bisa kuliah, ada orang yang tidak bisa kuliah. Kamu bisa makan 3 kali sehari ada yang makan satu kali sehari saja susah. Kamu bisa tidur dengan nyaman di kasur yang empuk, ada yang tidur hanya beralaskan kardus.

Insecure bisa dilawan dan dihilangkan secara perlahan apabila kita mampu bersyukur dan mulai berpikir positif bahwa semua hal di dunia ini pasti ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Maka dari itu tidak dapat dijadikan patokan bahwa kekayaan, ketampanan/kecantikan seseorang, keberuntungan, kebahagiaan dan segalanya untuk selalu kamu pikirkan sehingga kamu overthinking. Mulai sekarang dan seterusnya ayo kurangi insecure dan mulai perbanyak bersyukur.

Teruslah  bergerak maju menuju apa yang ingin dicapai, jangan dengarkan apa kata orang yang membuat semangat patah. Sesungguhnya di antara mereka ada yang mendukung dengan ikhlas, terus berjalan lakukan hingga masa depan cerah menantimu kawan.

Salah satu cara untuk tidak insecure adalah kamu bisa menguasai hard skill dan soft skill. Era teknologi informasi seperti sekarang membutuhkan orang-orang yang cakap dalam dua hal tersebut. STMIK STIKOM Indonesia (STIKI) memiliki kurikulum yang tidak hanya fokus pada hard skill semata. Namun, mahasiswa akan mendapatkan mata kuliah soft skill sebagai bekal mereka untuk menghadapi dunia setelah lulus. STIKI Indonesia yang merupakan kampus swasta di Bali memiliki mata kuliah soft skill yang bisa diterapkan mahasiswa di dunia kerja nantinya.

Artikel ini juga tayang di: stiki-indonesia.ac.id/2021/03/02/jangan-insecure-lebih-baik-bersyukur/

Comments