STIKI Indonesia Masuk 2 Kampus IT Klaster Madya Dari Bali

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) memiliki hasil penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi periode tahun 2016-2018. Dalam pengumumannya pada November 2019 lalu, STMIK STIKOM Indonesia (STIKI) naik klaster menjadi Madya dari sebelumnya Klaster Binaan.

Klasterisasi ini dibuat karena perguruan tinggi tidak hanya wajib melaksanakan pengajaran. Namun, juga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Klasterisasi ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Klaster Binaan, Klaster Madya, Klaster Utama, dan Klaster Mandiri.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKI Indonesia, Ida Bagus Ary Indra Iswara menjelaskan, keuntungan masuk dalam klaster Madya adalah dapat mengelola dana penelitian sebesar Rp 7,5 Miliar per tahunnya. Sebelumnya, tiap perguruan tinggi di klaster Binaan hanya mendapatkan dana Rp 2 Miliar per tahun.

“Keuntungan lain kita bisa buat Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) yang dibiayai oleh pemerintah, jadi kita bisa mengajukan proposal ke pusat dengan tema unggulan kita, kalau klaster Binaan enggak bisa mengajukan itu,” kata Ida Bagus Ary ditemui Jumat (18/2/2021).

Penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi berdampak pula pada pengelolaan dana desentralisasi sesuai dengan rencana induk penelitian masing-masing perguruan tinggi, peta kebutuhan program penguatan kapasitas per klaster, dan mekanisme pengelolaan penelitian.

Komponen yang dievaluasi meliputi sumber daya penelitian 30 persen, manajemen penelitian 15 persen, iuran atau output 50 persen, dan revenue generating 5 persen. Jumlah kontributor penilaian sebanyak 1.977 perguruan tinggi, meningkat dari periode 2013-2015 yang hanya 1.447 perguruan tinggi.

Sebanyak 47 perguruan tinggi masuk ke dalam Klaster Mandiri, 146 perguruan tinggi masuk ke dalam Klaster Utama, 479 perguruan tinggi masuk ke dalam Klaster Madya, dan 1.305 perguruan tinggi masuk ke dalam Klaster Binaan. Dalam peringkat Klaster Madya, STIKI Indonesia berada di peringkat teratas selain ITB STIKOM Bali untuk kampus IT swasta di Bali.

Komponen yang berhasil ditingkatkan oleh STIKI Indonesia adalah jumlah publikasi dosen, baik dari jurnal nasional terakreditasi, internasional, maupun partisipasi dalam konferensi ilmiah. Dalam tiga tahun terakhir, STIKI Indonesia telah mampu  memuat tiga jurnal yang memiliki akreditasi SINTA 3. Lebih jelas terkait Jurnal STIKI Indonesia bisa dibaca di sini.

Penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi untuk periode tahun 2016-2018 tersebut dilakukan berdasarkan data yang sudah dikumpulkan oleh masing-masing perguruan tinggi di Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Simlitabmas).

Kemenristek mengingatkan jangan sampai perguruan tinggi hanya fokus pada pengajaran sehingga mengabaikan penelitian dan pemberdayaan masyarakat. Perguruan Tinggi Negeri mau pun Perguruan Tinggi Swasta diharapkan dapat bekerjasama dalam penelitian dan pemberdayaan masyarakat, sehingga kualitas penelitian dapat menunjang ranking perguruan tinggi itu sendiri.

Kemenristek juga mengajak staf pengajar dan peneliti di perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk meningkatkan dan memberikan karya terbaik, dengan kearifan lokal daerah masing-masing dengan penugasan kepada perguruan tinggi yang memang sudah cocok menjadi mitra peneliti untuk beberapa prioritas nasional yang menjadi fokus pemerintah.


Artikel ini juga tayang di: stiki-indonesia.ac.id/2021/02/26/stiki-indonesia-masuk-2-kampus-it-klaster-madya-dari-bali/

Comments